Sekilas.co – MENTERI Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp12 triliun untuk program beasiswa pelatihan kerja dan bahasa yang ditujukan bagi lulusan SMA dan SMK yang berminat bekerja di luar negeri. Pria yang akrab disapa Cak Imin ini menjelaskan bahwa program tersebut akan mulai dijalankan pada akhir tahun 2025, meski ia belum merinci jumlah pasti penerima beasiswa.
Ia hanya menegaskan bahwa kuota penerima akan diisi secara maksimal dan jumlahnya akan ditingkatkan pada Januari 2026. “Insyaallah akan disiapkan Rp12 triliun untuk pelatihan dan peningkatan mutu bahasa para calon tenaga kerja yang bekerja di pasar luar negeri,” ujar Cak Imin di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 4 November 2025.
Lebih lanjut, Cak Imin menjelaskan bahwa penerima beasiswa tidak hanya akan mendapatkan pelatihan bahasa asing, tetapi juga pelatihan keterampilan teknis di berbagai bidang seperti welder (juru las), caregiver (perawat), dan hospitality (perhotelan).
Ia menekankan bahwa program ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam mengatasi kemiskinan secara produktif, dengan cara meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar internasional. Menurutnya, program ini juga menjadi upaya untuk memperkuat posisi tenaga kerja Indonesia agar memiliki kompetensi yang diakui secara global.
Meski begitu, Muhaimin menegaskan bahwa program beasiswa yang ia gagas ini berbeda dengan program pelatihan yang dijalankan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), yang sebelumnya telah meluncurkan program serupa dengan anggaran sebesar Rp8 triliun.
Program yang dikelolanya berfokus pada peningkatan keterampilan dan bahasa bagi calon pekerja migran, sementara program lain lebih menitikberatkan pada pelatihan tenaga kerja untuk sektor industri tertentu.
Sementara itu, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Mukhtarudin, pada bulan lalu menyatakan bahwa kementeriannya sedang menyiapkan program pelatihan bagi 500 ribu tenaga kerja di bidang welder, hospitality, perawat, serta sektor lain yang membutuhkan tenaga kerja terampil (skilled workers).
Program ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 20 Oktober 2025, di mana Presiden meminta agar Indonesia mempercepat penciptaan tenaga kerja berkualitas untuk memenuhi permintaan pasar internasional yang terus meningkat.
Hal senada disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, usai menghadiri Kick-Off Meeting Satuan Tugas Percepatan Program Strategis Pemerintah di Gedung Ali Wardana, Kemenko Perekonomian, Jakarta, pada 22 Oktober 2025.
Airlangga menuturkan bahwa pemerintah telah mengalokasikan Rp8 triliun untuk mendukung pelatihan tenaga kerja dalam rangka penciptaan 500 ribu lapangan kerja di luar negeri. Menurutnya, fokus pelatihan difokuskan pada bidang juru las, hospitality, keperawatan, dan sektor terampil lainnya.
Menteri Mukhtarudin menambahkan bahwa KemenP2MI akan menjadi leading sector dalam pelaksanaan program pelatihan tersebut. Ia menjelaskan, pelatihan akan dilakukan melalui kerja sama lintas lembaga, termasuk dengan Kementerian Ketenagakerjaan, lembaga vokasi milik pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, serta lembaga vokasi swasta.
“Kami menerapkan pendekatan terintegrasi yang mencakup pelatihan, sertifikasi atau kompetensi, serta penempatan tenaga kerja,” ujarnya melalui keterangan resmi di situs web Kementerian P2MI.
Airlangga menegaskan kembali bahwa arahan Presiden Prabowo adalah untuk memastikan Indonesia mampu bersaing di tingkat global dengan menyiapkan tenaga kerja terampil dalam jumlah besar dan kualitas tinggi. “Bapak Presiden di dalam sidang kabinet kemarin memerintahkan untuk mempersiapkan 500 ribu tenaga kerja kita di bidang welder dan hospitality,” ujar Airlangga.
Ia menilai, program pelatihan dan beasiswa yang kini dijalankan berbagai kementerian menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) nasional serta membuka peluang kerja lebih luas bagi lulusan muda di dalam maupun luar negeri.





