Isi dan Fakta Menarik Kongres III Projo Dari Dukungan Politik hingga Sikap terhadap Pemerintah

foto/istimewa

Sekilas.co – Kelompok relawan pendukung mantan Presiden Joko Widodo, Projo, telah menyelesaikan Kongres III yang berlangsung pada 1–2 November 2025 di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Dalam sidang pleno kongres, Budi Arie Setiadi kembali ditetapkan sebagai Ketua Umum Projo untuk periode 2025–2030 secara aklamasi.

“Menetapkan Budi Arie Setiadi sebagai Ketua Umum Projo 2025–2030 dan sebagai ketua formatur menyusun kepengurusan dewan pimpinan pusat Projo periode 2025–2030,” ujar Ketua Sidang Kongres Freddy Damanik di Jakarta, Ahad, 2 November 2025.

Baca juga:

Jokowi Batal Hadir, Sampaikan Pesan Melalui Video

Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) batal menghadiri langsung pembukaan Kongres III Projo karena alasan kesehatan. Menurut ajudannya, Syarif Muhammad Fitriansyah, Jokowi tetap memberikan perhatian kepada relawannya lewat rekaman video singkat berisi pesan dan semangat untuk seluruh peserta kongres.

Sebelumnya, undangan untuk Jokowi disampaikan langsung oleh Budi Arie di kediaman Jokowi di Solo, Jumat, 24 Oktober 2025. Selain Jokowi, Presiden Prabowo Subianto juga diundang, namun tidak hadir dan diwakili oleh Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian Partai Gerindra.


Budi Arie Isyaratkan Ingin Bergabung ke Partai Gerindra

Dalam pidato pembukaannya, Budi Arie secara terbuka menyatakan keinginannya bergabung ke partai politik, dan menyebut partai yang dimaksud adalah Partai Gerindra.

“Enggak usah ditanya lagi partainya apa. Karena saya mungkin satu-satunya orang yang diminta oleh Presiden langsung di sebuah forum,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa dirinya baru mengajukan izin dan masih menunggu tanggapan resmi dari Partai Gerindra. Menanggapi hal ini, Sufmi Dasco mengatakan belum menerima kabar langsung, tetapi menegaskan Gerindra terbuka bagi siapa pun yang ingin bergabung.


Arti Nama Projo Bukan Singkatan Pro-Jokowi

Dalam kongres tersebut, Budi Arie juga meluruskan makna nama “Projo”. Ia membantah bahwa Projo adalah singkatan dari Pro-Jokowi.

Menurutnya, Projo berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti negeri dan bahasa Jawa Kawi yang berarti rakyat.

“Projo memang enggak ada singkatan. Cuma teman-teman media saja yang menyebut Pro-Jokowi karena lebih mudah dilafalkan,” jelasnya.


Logo Baru Projo: Hindari Kesan Pengkultusan Individu

Sebagai bagian dari transformasi organisasi, Projo berencana mengubah logo resmi mereka yang selama ini menampilkan siluet wajah Jokowi.

Budi Arie menjelaskan bahwa perubahan logo ini dilakukan agar tidak terkesan mendewakan figur tertentu.

“Logo akan kami ubah supaya tidak terkesan kultus individu,” katanya.

Perubahan tersebut juga menjadi hasil keputusan resmi Kongres III Projo. Desain logo baru nantinya akan ditentukan melalui sayembara terbuka agar lebih merepresentasikan nilai dan falsafah organisasi.


Hubungan dengan Jokowi Tetap Terjaga

Meski mengganti logo, Budi Arie menegaskan bahwa langkah tersebut tidak berarti memutus hubungan antara Projo dan Jokowi.

“Kami akan melaporkan semua hasil dan rekomendasi Kongres III Projo ini kepada beliau,” ujar Budi Arie.

Ia menekankan bahwa semangat kebersamaan dan komunikasi dengan Jokowi tetap berjalan baik.


Seruan Politik Persatuan: Prabowo dan Jokowi Kerap Diadu Domba

Dalam pidatonya, Budi Arie menyoroti fenomena adu domba politik antara Presiden Prabowo Subianto dan Jokowi. Ia menegaskan pentingnya politik persatuan untuk menjaga stabilitas bangsa.

“Kita bicara soal bagaimana politik persatuan harus mewarnai perjalanan bangsa ke depan,” katanya.


Projo Tak Akan Jadi Partai, tapi Akan Bergabung ke Partai Politik

Budi Arie memastikan bahwa Projo tidak akan bertransformasi menjadi partai politik, melainkan bergabung dengan partai lain yang sejalan dengan visi mereka.

“Projo tidak akan menjadi partai. (Tapi akan) bergabung ke partai lain,” tegasnya.

Sebelumnya, wacana transformasi menjadi partai sempat mencuat sejak Oktober 2024, namun akhirnya diputuskan melalui forum kongres.


Lima Resolusi Kongres III Projo

Hasil sidang komisi politik dalam Kongres III Projo menghasilkan lima resolusi utama, yaitu:

  1. Mendukung dan memperkuat pemerintahan Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka.

  2. Mendukung dan memperkuat agenda politik Presiden Prabowo hingga 2029.

  3. Melakukan transformasi organisasi untuk menjawab tantangan nasional.

  4. Mendorong politik persatuan nasional.

  5. Mendukung pemerintah mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.


Gerindra Apresiasi Dukungan Projo untuk Pemerintahan Prabowo–Gibran

Partai Gerindra menyambut baik dukungan yang diberikan oleh Projo.

“Projo ini dari awal mendukung pemerintahan Prabowo–Gibran. Jadi kami apresiasi untuk itu,” kata Sufmi Dasco Ahmad di sela Kongres III Projo.


Kesimpulan

Kongres III Projo 2025 menjadi momentum penting bagi kelompok relawan pendukung Jokowi untuk mempertegas arah politik ke depan. Di bawah kepemimpinan Budi Arie Setiadi, Projo menegaskan sikap mendukung pemerintahan Prabowo–Gibran, sekaligus melakukan transformasi organisasi untuk memperkuat politik persatuan menuju Indonesia Emas 2045.

Artikel Terkait