Fakta Lengkap Kenaikan Tahta Hamangkunagoro sebagai Raja Baru Keraton Surakarta

foto/Antara/Maulana Surya

Sekilas.co – KERATON Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar jumenengan atau upacara kenaikan tahta Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunagoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram sebagai Pakubuwono XIV (PB XIV) pada Sabtu, 15 November 2025.

Upacara kenaikan tahta Gusti Purbaya ini digelar di tengah ketegangan perebutan tahta dengan putra tertua mendiang Pakubuwono XIII (PB XIII), Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Hangabehi atau Mangkubumi. KGPH Hangabehi bahkan telah mendeklarasikan sebagai penerus tahta pada Kamis, 13 November 2025.

Baca juga:

Berikut fakta-fakta prosesi Jumenengan KGPAA Hamangkunagoro:

Prosesi Jumenengan Digelar Tertutup

Rangkaian tradisi untuk raja baru di Keraton Surakarta itu diawali dengan upacara adat Jumenengan Dalem Nata Binayangkare yang digelar secara tertutup di area dalam keraton. Prosesi itu hanya diikuti oleh keluarga besar kerajaan serta para pemangku adat. Meski begitu, ratusan warga memadati kawasan tersebut untuk ikut menyaksikan bagian dari acara Jumenengan tersebut.

Setelah prosesi internal selesai, PB XIV keluar dari Prabasuyasa pada pukul 10.49 WIB untuk melanjutkan rangkaian Upacara Keprabon Dalem di Siti Hinggil.

Sejumlah Tokoh Undangan Tidak Hadir

Acara prosesi kenaikan tahta putra bungsu PB XIII ini dihadiri segenap tamu undangan, kerabat, dan sejumlah keluarga. Namun sejumlah tokoh yang telah diundang oleh panitia, seperti mantan presiden Joko Widodo dan Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, tak terlihat hadir dalam acara tersebut.

Dalam prosesi, raja baru tampak berjalan dari Prabasuyasa menuju Siti Hinggil dengan pengawalan kerabat dari Probo Suyoso. PB XIV mengenakan busana atau Ageman Taqwa dengan beskap pink fuschia dan kain batik bermotif parang barong.

Sampaikan Tiga Sumpah

Tiba di Siti Hinggil pada pukul 11.05 WIB, PB XIV lenggah dampar di hadapan keluarga kerajaan, Abdi Dalem, dan tamu undangan. Di lokasi tersebut, PB XIV menyampaikan sabda dalem pertamanya sebagai Susuhunan Keraton Surakarta. Sabda dalem diucapkan dalam bahasa Jawa.

“Saya, menjabat sebagai Sri Susuhunan di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan sebutan Sampean Dalem Ingkang Susuhunan Kanjeng Susuhunan Senopati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kang Jumeneng Kaping 14,” ucap dia.

PB XIV kemudian mengucapkan tiga sumpah, antara lain akan menjalankan kepemimpinan sebagai Sri Susuhunan berdasarkan syariat Islam dan paugeran Keraton. Ia juga menyatakan dukungan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Selanjutnya, saya bersumpah. Satu, akan menjalankan kepemimpinan sebagai Sri Susuhunan berdasarkan syariat Islam dan paugeran Keraton Surakarta Hadiningrat dengan sebenar-benar dan sebaik-baiknya, secara adil seadil-adilnya dan akan mengayomi siapa pun yang setia ke Keraton Surakarta Hadiningrat dan Rajanya.

Kedua, saya akan mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan lahir batin, dan berbakti kepada negara.
Ketiga, saya akan menjaga kelestarian budaya, tata cara upacara, dan seluruh warisan luhur raja-raja Mataram khususnya para raja di Keraton Surakarta Hadiningrat.”

Gusti Timoer Klaim Acara Berjalan Lancar

Ketua panitia Jumenengan PB XIV, GKR Timoer Rumbay Kusuma Dewayani, menyampaikan bahwa rangkaian upacara yang dilaksanakan tersebut menjadi penanda dimulainya kepemimpinan baru di Keraton Kasunanan Surakarta.

Adik mendiang PB XIII ini menuturkan bahwa upacara Jumenengan PB XIV menandai beralihnya tampuk kepemimpinan dari almarhum SISKS PB XIII kepada SISKS PB XIV sebagai raja Keraton Surakarta Hadiningrat.

“Alhamdulillah rangkaian upacara hari ini berjalan lancar tanpa ada yang menghalangi. Harapan kami ini akan menjadi momen yang baik untuk Keraton Surakarta ke depannya,” kata Gusti Timoer.

Artikel Terkait