DPR Nilai Perambahan Hutan Picu Banjir dan Longsor di Sumatera Utara

foto/istimewa

sekilas.co – Ketua Komisi VIII DPR, Marwan Dasopang, menduga bahwa banjir yang melanda sejumlah daerah di Sumatera Utara, terutama di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah, dipicu oleh aktivitas perambahan hutan. Ia meminta pemerintah bekerja sama dengan TNI/Polri untuk menyelidiki dugaan perusakan hutan di wilayah tersebut.

Pernyataan politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu disampaikan saat ia mengunjungi salah satu lokasi pengungsian di Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Kamis, 27 November 2025. “Kita melihat sendiri ketika banjir bandang menerjang Tapteng dan Tapsel, banyak kayu gelondongan ikut terbawa arus. Itu menandakan ada perambahan hutan di kawasan hulu sungai yang kemudian memicu banjir bandang,” ujar Marwan, sebagaimana dikutip dari pernyataan tertulis di situs resmi Fraksi PKB, Sabtu, 29 November 2025.

Baca juga:

Ia menekankan bahwa persoalan ini tidak boleh dianggap remeh. Menurutnya, ada pihak-pihak tertentu yang mencari keuntungan pribadi, sementara masyarakat dan pemerintah yang menanggung akibatnya. Ia juga menyoroti bahwa banjir besar tersebut telah menyebabkan tanah longsor, kerusakan akses jalan, serta hancurnya jembatan, rumah, dan harta benda warga.

“Kami meminta pemerintah dan aparat terkait untuk mengusut tuntas perambahan hutan di Sumut,” kata Marwan. “Bencana seperti ini akan terus berulang bila perambahan hutan tidak segera dihentikan.”

Banjir bandang dan tanah longsor melanda belasan kabupaten/kota di Sumatera Utara. Hujan dengan intensitas tinggi sejak 25 November 2025 memicu bencana yang merenggut ratusan korban jiwa tersebut.

Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, telah menetapkan status darurat bencana. Ia menyatakan bahwa pemerintahan daerah kini memprioritaskan proses pencarian dan penyelamatan korban, layanan darurat, serta pembukaan akses transportasi. Bantuan logistik sudah mulai menjangkau banyak wilayah, namun Tapanuli Tengah dan Sibolga masih belum dapat ditembus melalui jalur darat.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa jumlah korban meninggal akibat bencana di Sumatera Utara telah mencapai 116 orang, berdasarkan data hingga Jumat sore, 28 November 2025.

Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, menyampaikan bahwa korban meninggal tersebut tersebar di sejumlah kabupaten/kota yang terdampak banjir dan longsor. “Hingga sore ini, tercatat 116 korban meninggal di seluruh Sumatera Utara, dan 42 orang masih dalam pencarian,” ujar Suharyanto dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB, Jumat, 28 November 2025.

Ia menambahkan bahwa jumlah korban kemungkinan bertambah, mengingat masih terdapat lokasi-lokasi yang belum dapat dijangkau tim penyelamat.

“Masih ada titik yang belum berhasil ditembus, dan kemungkinan di wilayah tersebut terdapat korban,” jelasnya.

Menurut Suharyanto, Sumatera Utara merupakan daerah dengan dampak bencana paling berat. “Yang paling parah adalah Sumatera Utara, ini sudah memasuki hari keempat,” katanya.

Ia juga merinci persebaran korban jiwa berdasarkan data terbaru BNPB:

  • Tapanuli Tengah: 47 orang

  • Tapanuli Selatan: 32 orang

  • Sibolga: 17 orang

  • Tapanuli Utara: 11 orang

  • Humbang Hasundutan: 6 orang

  • Pakpak Bharat: 2 orang

  • Padang Sidempuan: 1 orang

Artikel Terkait