Bupati Tapteng Ungkap Tantangan Besar Atasi Banjir di Sumatera

foto/istimewa

sekilas.co – Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah berharap bantuan logistik segera disalurkan untuk korban banjir bandang dan tanah longsor. Perbaikan infrastruktur juga menjadi prioritas agar akses distribusi bantuan dapat berjalan lancar. “Masyarakat sangat membutuhkan bantuan pakaian, air bersih, pasokan listrik, internet, vitamin, dan obat-obatan,” ujar Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, kepada Tempo, Rabu, 3 Desember 2025.

Masinton mengakui banyak kendala dalam penanganan bencana, mulai dari akses jalan dan konektivitas antar-kecamatan yang terputus hingga menipisnya stok kebutuhan pokok. Selain itu, sekitar 75 persen pegawai pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah juga terdampak bencana, sehingga sumber daya manusia terbatas, tambah politikus PDIP itu. Berdasarkan pengamatan Tempo sejak 2-5 Desember 2025, sejumlah wilayah, termasuk Kecamatan Pandan, masih gelap gulita akibat belum rampungnya instalasi listrik. Di lokasi pengungsian di gedung serba guna Pandan, pengungsi juga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

Baca juga:

Seorang pengungsi, Jenny Elfrida Sirait, mengeluhkan minimnya pasokan air bersih. “Apalagi saya punya anak kecil,” ujarnya saat ditemui di gedung serba guna Pandan, Jumat, 5 Desember 2025. Selama sepuluh hari di pengungsian, kebutuhan pokok seperti makanan, popok bayi, dan obat-obatan cukup tersedia, tetapi belakangan pasokan air bersih mulai sulit karena toilet dipakai ratusan orang setiap hari. “Pintunya ditutup karena air tidak ada,” tambah warga Kelurahan Aek Sitio-tio, Kecamatan Pandan ini.

Hingga 5 Desember 2025 pukul 11.42 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Tengah mencatat 296.453 dari total 402.904 masyarakat terdampak banjir dan tanah longsor. Dari jumlah tersebut, 17.007 jiwa masih berada di 27 titik pengungsian. Korban luka-luka tercatat 521 jiwa, 74 jiwa masih hilang, dan 91 jiwa meninggal dunia.

Artikel Terkait