Sekilas.co – Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, berbagi pengalaman pribadinya di hadapan para kader muda Golkar dalam acara Diklat Kader Muda Nasional Partai Golkar Gelombang II. Ia menuturkan bahwa dirinya sudah sangat terbiasa menghadapi tekanan maupun kepungan dari para elite politik, bahkan pernah merasakan pahitnya kekalahan dan berbagai pengalaman yang tidak menyenangkan.
Dalam sambutannya di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Jakarta, Jumat (3/10/2025) malam, Bahlil mengungkapkan bahwa dinamika politik semacam itu bukan lagi hal baru baginya.
“Kalah pun saya pernah alami. Dikepung oleh elite pun sudah pernah saya rasakan. Jadi, kalau sekarang saya kembali dihadapkan dengan tekanan dari para elite, itu bukan hal asing. Sudah biasa, bukan barang baru bagi saya,” kata Bahlil di depan peserta diklat.
Dengan gaya bercandanya, Bahlil kemudian menambahkan bahwa dalam persaingan politik, ada kalimat khas yang biasa ia lontarkan. “Dalam bahasa kita orang timur, kalau ditanya, saya jawab saja, ‘om suka itu, om suka’,” ujarnya sambil disambut tawa hadirin.
Sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil lalu memberikan pesan motivasi kepada para kader muda agar menikmati setiap proses menjadi seorang politikus. Menurutnya, perjalanan panjang itulah yang membentuk kematangan dan kualitas seorang pemimpin.
“Jangan pernah hanya mengeluh atau sekadar bertanya ‘apa yang AMPG berikan pada saya’, tapi tanyakanlah pada diri kalian sendiri apa yang sudah kalian berikan untuk AMPG,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar) sebagai organisasi sayap kepemudaan yang berdiri sejak 11 Februari 2002, memiliki peran penting dalam membentuk kader-kader muda untuk berpartisipasi dalam politik dan meneruskan estafet kepemimpinan partai. AMPG, lanjutnya, adalah wadah perjuangan yang harus dimaknai dengan penuh tanggung jawab.
Bahlil juga menegaskan bahwa kesuksesan dalam politik tidak bisa diraih secara instan. Ia menolak anggapan bahwa latar belakang keluarga dapat menjadi penentu utama dalam meraih posisi atau kekuasaan.
“Tidak ada yang instan. Tidak ada lagi istilah ini anak jenderal, anak konglomerat, anak menteri, atau anak anggota DPR. Semua harus melalui proses panjang kalau ingin mencapai kemakmuran dan posisi kepemimpinan,” pungkasnya.
Acara tersebut turut dihadiri sejumlah petinggi Partai Golkar, baik yang menjabat di kabinet maupun di parlemen. Beberapa di antaranya adalah Menteri UMKM Maman Abdurahman, Menteri P2MI Mukhtarudin, Wamen P2MI Christina Ariyani, dan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Sari Yuliati. Hadir pula Ketua DPP Partai Golkar sekaligus Ketua Umum AMPG Saldi Aldi Al Idrus serta Ketua Satker Ulama Partai Golkar Idris Laena.





