Sekilas.co – PERJALANAN Presiden Prabowo Subianto ke luar negeri yaitu Pakistan dan Rusia menjadi perhatian pembaca Tempo. Dalam lawatannya ke Pakistan pada 9 Desember lalu, Prabowo yang menaiki pesawat kepresidenan dikawal sejumlah jet tempur milik tentara Pakistan. Perhatian publik terhadap agenda luar negeri Presiden meningkat karena kunjungan tersebut berlangsung di tengah situasi bencana besar di dalam negeri.
Berita lain yang menjadi sorotan adalah meningkatnya jumlah korban jiwa dalam banjir Sumatera serta situasi Aceh Tamiang yang masih belum membaik pascabanjir bandang pada akhir November lalu. Meskipun beberapa wilayah mulai surut, berbagai testimoni menunjukkan warga masih mengalami kesulitan berat dalam memenuhi kebutuhan dasar.
1. Prabowo Dikawal Enam Jet saat Perjalanan ke Pakistan
Pesawat yang membawa Presiden Prabowo Subianto dikawal enam jet tempur JF-17 Thunder milik Angkatan Udara Pakistan ketika kepala negara memasuki wilayah udara negeri itu pada Selasa, 9 Desember 2025. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengatakan enam jet tempur tersebut mengawal pesawat kepresidenan hingga mendarat di Nur Khan Base Airport. Pengawalan super ketat ini menjadi perhatian karena jarang terjadi dan menunjukkan tingginya penerimaan negara tuan rumah.
Kunjungan Prabowo dilakukan dalam rangka pertemuan bilateral antara Indonesia dan Pakistan di Aiwan-e-Sadr, Islamabad, Selasa, 9 Desember 2025. Ketika tiba di Bandara Nur Khan, Prabowo disambut oleh Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Shehbaz Sharif.
“Setibanya di Nur Khan Base Airport, Presiden Prabowo pun disambut langsung oleh Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dan PM Shehbaz Sharif,” kata Teddy dalam unggahan di akun Instagram @sekretariat.kabinet, Kamis, 11 Desember 2025.
Dalam kunjungan tersebut, Teddy mengatakan Prabowo juga menerima anugerah penghargaan tertinggi Pakistan, “Nishan-e-Pakistan”, dari Presiden Zardari atas nama Pemerintah Pakistan. Nishan-e-Pakistan merupakan penghargaan tertinggi dalam Order of Pakistan yang didirikan pada 19 Maret 1957. Penganugerahan penghargaan ini menjadi salah satu momen penting dalam hubungan diplomatik kedua negara.
Dalam pertemuan bilateral, Teddy menambahkan bahwa Prabowo menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama di berbagai sektor, mulai dari kesehatan, perdagangan, pendidikan, pertanian, sains dan teknologi, hingga politik luar negeri. “Serta ditandatanganinya 6 perjanjian terkait hal tersebut,” ujar dia.
2. Warga Aceh Tamiang Seduh Susu Anak Pakai Air Banjir
Di tengah sorotan publik terhadap agenda luar negeri Presiden, kondisi warga terdampak banjir Sumatera memperlihatkan situasi yang jauh berbeda. Warga mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan dasar karena bantuan tak kunjung masuk.
Di Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, seorang ibu terpaksa menyeduhkan susu untuk anaknya menggunakan air genangan. Tindakan itu dilakukan karena sudah berhari-hari warga tidak memiliki akses ke air bersih, sementara stok air minum habis sejak banjir bandang menerjang wilayah tersebut.
Hal itu ia lakukan lantaran bantuan tak kunjung masuk pasca beberapa hari banjir bandang menerjang daerahnya. Para warga mesti memutar otak untuk bertahan hidup bersama keluarganya.
Tak terkecuali salah satu tetangga Intan, seorang ibu yang menggunakan air sisa banjir untuk menyeduh susu anaknya. “Dia ambil air itu, lalu dia pakai untuk bikin susu,” kata Intan sambil menunjuk genangan air di pinggir jalan, di Kabupaten Aceh Tamiang, pada Rabu, 10 Desember 2025.
Menurut Intan, perempuan berusia 33 tahun, tetangganya itu tak lagi memikirkan kebersihan air karena tidak ada pilihan lain. Sudah beberapa hari tidak ada pasokan air bersih maupun air minum dalam kemasan. “Kami enggak ada pilihan,” ucap Intan yang tak kuasa menahan air mata.
Saat bantuan kebutuhan pokok mulai masuk, kata Intan, warga langsung berebut. “Hari pertama hingga hari kedua itu semua sikut-sikutan,” ujarnya. “Tapi, ya, itu kan karena kami berhari-hari enggak makan, kami selama banjir itu bertahan minum air banjir.”
Kabupaten Aceh Tamiang menjadi salah satu wilayah paling parah terdampak banjir bandang yang melanda tiga provinsi sekaligus di Pulau Sumatera pada November 2025. Sebanyak 12 kecamatan alias seluruh wilayah kabupaten lumpuh dan akses logistik sangat terbatas.
3. Jumlah Korban Jiwa Banjir Sumatera 990 Orang
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dalam banjir Sumatera hampir mencapai 1.000 jiwa. Dalam dashboard geoportal penanganan darurat banjir dan tanah longsor di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, lembaga itu mencatat jumlah korban meninggal sebanyak 990 orang per Kamis, 11 Desember 2025.
Rinciannya:
-
Aceh: 407 orang
-
Sumatera Barat: 240 orang
-
Sumatera Utara: 343 orang
Selain korban meninggal, beberapa warga masih dinyatakan hilang. BNPB menyebut jumlah korban hilang menurun dari 262 menjadi 222 orang dalam satu hari. Korban hilang terbanyak berasal dari Sumatera Utara dengan 98 jiwa, disusul Sumatera Barat 93 jiwa, dan Aceh 31 jiwa. Total korban luka mencapai lebih dari 5.400 orang.
Data ini menunjukkan skala bencana yang sangat besar dan tantangan penanganan yang masih jauh dari selesai. Banyak wilayah masih terisolasi, dan kebutuhan dasar warga belum terpenuhi dengan baik.





