Warga Serpong Mengadu ke Presiden Prabowo soal Rumah Hampir Tertimbun Sampah, Begini Kronologinya

foto/gilang faturahman

Sekilas.co – Beberapa waktu lalu, seorang warga Serpong menjadi viral setelah menyampaikan keluhannya mengenai rumahnya yang terancam tertimbun sampah dari TPA Cipeucang. Dalam sebuah video yang ia tujukan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto, warga bernama Agus (50) itu meminta bantuan agar kediamannya tidak sampai tertimbun gunungan sampah.

Agus yang tinggal di Curug RT 006 RW 004, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, mengaku sengaja membuat video tersebut karena tak kunjung mendapat respons dari pemerintah daerah terkait masalah yang sudah lama ia sampaikan.

Baca juga:

“Iya, saya yang itu,” ujarnya saat ditemui detikcom, Rabu (10/12/2025).

Ia juga sempat berencana melaporkan masalah ini kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, namun kemudian membatalkannya karena ia bukan warga Jawa Barat.

“Tadinya mau lapor Kang Dedi Mulyadi, kan dia mengayomi warganya ya, tapi kita bukan warga sana,” ucapnya.

Agus telah bertahun-tahun mengeluhkan keberadaan sampah yang terus mendekati rumahnya. Longsoran sampah membuat ia khawatir suatu hari rumahnya benar-benar tertimbun. Jarak antara batas tanah rumahnya dengan gunungan sampah TPA Cipeucang awalnya sekitar empat hingga lima meter, namun kini sebagian area tanah pribadinya sudah dimasuki sampah. Bahkan tinggi sampah di TPA itu kini melebihi tinggi rumah satu lantainya.

Sejumlah batas rumah seperti pohon sukun dan pohon rambutan pun sudah tertutup sampah. Patok tanah kepemilikan juga hampir tak terlihat karena tertimbun.

“Yang saya takut itu, ini sudah dekat rumah. Nanti malam (sampah) juga akan rapat lagi ini (ke dekat rumahnya),” katanya.

Agus menyebut keluarganya telah tinggal di lokasi tersebut turun-temurun. Sebelum TPA Cipeucang beroperasi lebih dari 10 tahun yang lalu, kawasan itu masih asri dan sumber airnya pun dapat langsung diminum.

“Bukan dari lahir lagi, sebelum ada TPA juga sudah di sini, nenek moyang punya tanah itu,” tuturnya.

Namun setelah volume sampah makin meningkat, dampaknya kian terasa. Sumur miliknya tercemar air lindi sehingga empat tahun terakhir Agus harus menggunakan air isi ulang untuk mandi, mencuci, kakus (MCK), dan air galon untuk minum. Baru sekitar lima bulan terakhir ia mendapat suplai air bersih dari Dinas Lingkungan Hidup Tangerang Selatan.

Di sisi lain, Sekretaris RT 006 RW 004 Kampung Curug, Ahidin, menyebut ada sekitar enam hingga tujuh rumah serta sejumlah pabrik terdampak akibat TPA Cipeucang yang sudah overload. Warga setempat bersama warga Desa Kademangan bahkan sempat menggelar aksi protes di depan kantor UPTD Cipeucang, menuntut penutupan TPA. Sampah di lokasi tersebut juga disebut telah menutup aliran kali hingga menyebabkan banjir yang pernah merendam rumah Ahidin pada Mei 2025.

Warga juga mengajukan sejumlah tuntutan kepada UPTD Cipeucang, yaitu:

  1. Penutupan TPA Cipeucang per 8 Desember 2025.

  2. Normalisasi saluran air seperti kondisi semula.

  3. Perapihan sampah di area rumah yang terdampak.

  4. Penyediaan alat berat untuk penataan saluran air dan area rumah warga.

  5. Penanganan air lindi serta bau sampah.

  6. Penanganan dampak kesehatan dan pemberian kompensasi bagi warga terdampak.

Menurut Ahidin, sampah di TPA Cipeucang selama ini hanya dikeruk dan ditumpuk ke bagian atas area, bukan dipindahkan ke tempat lain. Metode itu disebut menjadi penyebab terjadinya longsoran sampah.

“Jadi sampah itu hanya dikeruk, dikeruk, dikeruk tiap hari, cuma nggak pernah diangkut. Cuma dikeruk aja. Ya itu, kalau warga sudah komplain, baru dikeruk,” katanya.

Setelah aksi unjuk rasa pada Senin (8/12), truk-truk pengangkut sampah berhenti membuang sampah ke TPA Cipeucang hingga sekarang.

Artikel Terkait