Ini Fakta-Fakta Pertemuan Gus Yahya dengan Kiai Sepuh PBNU

foto/istimewa

sekilas.co – FORUM kiai sepuh dan Mustasyar PBNU mengundang Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, pada Sabtu, 6 Desember 2025. Pertemuan tertutup yang berlangsung selama enam jam itu menghasilkan beragam pandangan mengenai kondisi organisasi.

Forum menilai Yahya melakukan pelanggaran serius sebagai Ketua Umum PBNU, tetapi upaya pemakzulan dianggap tidak sesuai dengan AD/ART PBNU. Mereka juga meminta agar rapat pleno PBNU tidak digelar dalam waktu dekat.

Baca juga:

Pertemuan ini berlangsung menjelang rapat pleno PBNU pada Selasa, 9 Desember 2025, yang salah satu agendanya adalah menetapkan Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU sebagai pengganti Yahya. Penetapan ini muncul akibat konflik internal dua kubu di PBNU, di mana Pengurus Syuriah PBNU memutuskan memberhentikan Yahya karena dugaan pelanggaran organisasi.

Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Imron Rosyadi Hamid, menegaskan bahwa keputusan Syuriah bersifat final dan mengikat. Menurutnya, kewenangan tertinggi struktur organisasi berada sepenuhnya di tangan Syuriah yang dipimpin Rais Aam, bukan Tanfidziyah.

Sementara itu, Yahya menolak keputusan tersebut dan menyatakan siap membawa masalah kepengurusan ke ranah hukum jika Syuriah tidak membuka dialog. “Apabila jalan dialog dan musyawarah ditolak sepenuhnya, kami siap menempuh jalur hukum untuk menjaga keutuhan organisasi,” kata Yahya dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu, 3 Desember 2025.

Berikut fakta-fakta pertemuan forum kiai sepuh dan Mustasyar PBNU dengan Gus Yahya:

  1. Pertemuan Berlangsung 6 Jam
    Yahya didampingi Katib Syuriyah PBNU, Muhammad Aunullah A’la Habib, saat menemui para kiai di Tebuireng. Pertemuan berlangsung tertutup dari pukul 11.30 hingga 17.30 WIB. Beberapa mustasyar dan kiai sepuh hadir, antara lain mantan Ketum PBNU Said Aqil Sirodj, Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri Anwar Mansyur, Pengasuh Ponpes Al-Falah Ploso Kediri Nurul Huda Djazuli, dan Ketua PWNU Jatim, Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin).

  2. Gus Yahya Minta Kiai Mempertimbangkan Masa Depan PBNU
    Usai pertemuan, Yahya mengaku akan menjalankan arahan dan nasihat dari kiai sepuh dan Mustasyar NU. Ia menitipkan pesan agar kiai mempertimbangkan masa depan organisasi PBNU.
    “Kami menitipkan kepada sesepuh ulama untuk memikirkan tatanan organisasi. NU didirikan untuk mengelola urusan secara baik, mohon dipikirkan agar tatanan ini tidak runtuh,” ujarnya.

  3. Gus Yahya Disebut Melakukan Pelanggaran Serius
    Juru bicara forum, Abdul Mu’id Shohib, menyampaikan bahwa forum melihat adanya pelanggaran serius oleh Yahya, meski tidak merinci bentuk pelanggarannya. Forum juga menilai proses pemakzulan Ketua Umum tidak sesuai AD/ART PBNU.
    “Forum menegaskan bahwa proses pemakzulan ketua umum tidak sesuai aturan organisasi,” ujar Abdul.

  4. Forum Minta Konflik Internal Tak Libatkan Eksternal
    Abdul menambahkan, forum meminta semua pihak menahan diri dan tidak melibatkan pihak eksternal dalam penyelesaian konflik.
    “Persoalan ini sebaiknya diselesaikan melalui mekanisme internal NU demi menjaga kewibawaan jam’iyyah dan memelihara NU sebagai aset bangsa,” katanya.

  5. Forum Minta Rapat Pleno Ditunda
    Forum juga menyarankan agar rapat pleno untuk menetapkan Pj Ketua Umum, seperti disarankan Rais Aam Miftachul Akhyar, tidak digelar sebelum seluruh prosedur dan musyawarah internal selesai.
    “Forum merekomendasikan rapat pleno tidak diselenggarakan sebelum mekanisme internal diselesaikan sesuai ketentuan organisasi,” jelas Abdul.

Artikel Terkait