Sekilas.co – Polri menurunkan seluruh kekuatannya guna mempercepat penanganan bencana di wilayah Sumatera Utara. Sejak awal pekan ini, sebanyak 1.030 personel telah dikerahkan dalam operasi kemanusiaan tersebut.
“Kami mengerahkan semua kekuatan, dari tingkat Polsek hingga Polda, untuk menyelamatkan warga dan mempercepat penanganan di semua titik terdampak. Prioritas utama kami sekarang adalah evakuasi, pencarian korban, dan memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi,” ujar Trunoyudo Wisnu Andiko, Karo Penmas Divisi Humas Polri, pada Jumat (28/11/2025).
Trunoyudo menyampaikan bahwa, berdasarkan data per Kamis (27/11) pukul 12.30 WIB, tercatat sebanyak 221 peristiwa bencana, meliputi 119 longsor, 90 banjir, 10 pohon tumbang, serta 2 kejadian angin puting beliung, yang tersebar di 12 kabupaten/kota di Sumatera Utara.
Dampak dari rangkaian bencana ini sangat besar: sedikitnya 212 korban terdampak jiwa, terdiri dari 43 orang meninggal dunia, 81 orang luka-luka, dan 88 orang masih dalam proses pencarian, serta 1.168 warga harus mengungsi.
Di antara wilayah terdampak paling parah adalah Polres Tapanuli Utara, yang melaporkan 54 kejadian, 41 korban meninggal, 31 orang hilang, dan 134 pengungsi. Sementara Polres Sibolga menyampaikan bahwa terjadi 11 longsor dengan 61 korban jiwa dan 47 orang masih hilang. Di wilayah Polres Langkat, tercatat 27 kejadian dan sekitar 750 warga menjadi pengungsi.
Untuk mempercepat tanggap darurat dan pemulihan, Polri melaksanakan berbagai langkah: membuka dan membersihkan akses jalan, evakuasi korban, operasi pencarian, layanan kesehatan, pemasangan jaringan komunikasi darurat lewat satelit (Starlink), serta mengatur arus lalu lintas di kawasan terdampak.
Dari total personel yang diterjunkan, rincian satuannya adalah: 545 personel Satwil, 121 personel dari Ditsamapta, 345 personel Satbrimob, 8 personel dari Bid TIK, dan 11 personel dari Biddokkes.
Polri juga merencanakan pengiriman helikopter dari Mabes Polri untuk evakuasi udara dan distribusi logistik, menyusul kondisi cuaca regional yang masih buruk, dengan hujan intensitas tinggi dan potensi hujan susulan yang bisa memicu longsor tambahan.
Bersama koordinasi intens dengan pemerintah daerah, Polri memastikan bahwa penanganan bencana dilakukan secepat mungkin, terstruktur, dan berkesinambungan, agar masyarakat terdampak bisa segera memperoleh bantuan dan memulai proses pemulihan.
“Kami mengajak pemerintah daerah, relawan, dan seluruh elemen masyarakat untuk ikut membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah. Operasi kemanusiaan ini membutuhkan kolaborasi penuh dari semua pihak,” tutup Trunoyudo.





