Sekilas.co – Longsor besar melanda Desa Situkung, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Sabtu, 15 November 2025. Peristiwa tersebut menyebabkan puluhan warga terisolasi dan ratusan lainnya harus meninggalkan rumah mereka demi menghindari potensi longsor susulan.
Hingga kini, tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama BPBD Banjarnegara masih melakukan asesmen serta upaya penanganan darurat di lapangan.
BNPB mengonfirmasi bahwa sebanyak 45 warga masih terisolasi akibat akses utama menuju permukiman tertutup total oleh material longsor. Jalur yang biasanya digunakan warga terputus akibat timbunan tanah, batu, dan pepohonan yang runtuh dari tebing. Situasi ini membuat proses evakuasi berlangsung lambat dan penuh tantangan. Petugas gabungan harus berhati-hati saat membuka akses karena kondisi tanah masih labil dan berisiko terjadi longsor susulan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa 286 KK atau sekitar 660 jiwa telah dievakuasi ke Kantor Kecamatan Pandanarum sebagai lokasi pengungsian utama. Sementara itu, BPBD Banjarnegara mencatat 179 jiwa sudah berada di pendopo kecamatan sejak Ahad sore. Jumlah tersebut diperkirakan terus bertambah seiring proses pendataan lanjutan yang masih berlangsung.
Menurut Abdul, hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Pandanarum sejak beberapa hari terakhir menjadi pemicu utama terjadinya longsor. Kontur tanah yang curam dan kondisi tebing yang jenuh air menyebabkan lereng tidak mampu menahan beban, sehingga runtuh dan menimbun area perkebunan serta sebagian lahan pertanian warga. Material longsoran juga mengarah ke permukiman, memaksa warga untuk segera mengungsi.
“Longsor dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur kawasan tersebut. Tebing runtuh, menimpa area perkebunan serta persawahan warga, dan mengancam permukiman di sekitarnya,” kata Abdul.
Selain menyebabkan kerusakan pada lahan pertanian, longsor juga mengakibatkan beberapa warga mengalami luka-luka. Seorang warga bernama Klewih (40) ditemukan dalam kondisi tidak sadar dan mengalami patah tulang.
Ia segera dilarikan ke puskesmas dan kini telah sadar setelah mendapatkan perawatan medis. Dua warga lainnya mengalami luka-luka dan dirujuk ke RSUD BNA serta Puskesmas Pandanarum. Secara total, terdapat tiga korban luka akibat bencana ini.
Di sisi lain, warga sempat panik saat peristiwa terjadi. Dua video amatir yang beredar luas melalui WhatsApp memperlihatkan suasana mencekam ketika material tanah meluncur deras dari tebing ke arah permukiman.
Warga tampak berlarian menjauh dari lokasi longsor sambil berteriak memperingatkan satu sama lain. Pada rekaman berbeda, sebuah rumah terlihat tertimbun tanah hampir sepenuhnya, sementara suara perekam menyebutkan bahwa pergerakan tanah masih berlangsung di titik tersebut.
Hingga saat ini, tim gabungan dari BNPB, BPBD, TNI, Polri, serta relawan masih berupaya membuka akses jalan dan mengevakuasi warga yang masih terisolasi.
Mereka juga memasang garis pembatas di beberapa titik rawan untuk mencegah masyarakat mendekat ke area berbahaya. Pemerintah daerah telah menyiapkan bantuan logistik seperti makanan siap saji, selimut, dan kebutuhan dasar lain bagi para pengungsi.
Upaya asesmen lanjutan terus dilakukan untuk memastikan tidak ada warga yang tertinggal di area terisolasi serta untuk menghitung dampak kerusakan secara keseluruhan. Kondisi cuaca yang masih tidak stabil membuat petugas bekerja ekstra hati-hati. Aparat mengimbau warga agar tetap berada di lokasi pengungsian sampai dinyatakan aman.





