sekilas.co – Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa angka keracunan makanan bergizi gratis masih dalam koridor manusiawi jika dibandingkan dengan puluhan juta penerima manfaat program MBG.
Prabowo mengatakan, hingga setahun pemerintahannya berjalan, program makan gratis sudah memiliki 12.508 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) dari target 32 ribu. Artinya, kata Prabowo, sudah ada 1,4 miliar porsi yang dibagikan kepada 36,7 juta penerima manfaat MBG, seperti anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Prabowo mengatakan, 36,7 juta penerima MBG setara dengan enam kali lipat populasi Singapura. Karena itu, ia mengklaim jumlah ini sebagai sebuah prestasi, mengingat Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva mengaku membutuhkan 11 tahun untuk mencapai 11 juta penerima.
Prabowo meminta Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, agar tidak memaksakan target angka penerima selama pelaksanaannya berjalan dengan baik. Ia mengatakan, pemberian MBG untuk 36,7 juta orang bukan tanpa kekurangan, karena masih terdapat kasus keracunan makanan.
“Ada beberapa ribu yang keracunan makan, sakit perut, tetapi kalau diambil statistik 8.000 dari 1,4 miliar (porsi) masih dalam koridor error yang manusiawi,” kata Prabowo saat sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, 20 Oktober 2025.
Ia juga melihat statistik angka keracunan sekitar 0,0007 persen dari total porsi MBG yang dibagikan. Artinya, kata Prabowo, 99,99 persen berhasil.
“Hampir tidak ada usaha manusia yang dilaksanakan selama satu tahun dengan volume yang demikian besar, yang zero error, zero defect. Sangat sulit,” kata Prabowo.
Kendati demikian, Prabowo meminta Dadan untuk menetapkan prosedur ketat dalam pelaksanaan MBG agar tidak terjadi penyimpangan. “Kita juga harus yakinkan para guru-guru yang semua terlibat untuk mendidik anak-anak kita kalau makan pakai tangan harus cuci tangan dengan sebaik-baiknya,” katanya. “Di setiap sekolah harus tersedia air yang bersih, juga dengan sabun.”
Dadan telah menutup SPPG atau dapur makan bergizi gratis yang tidak sesuai standar operasional. Ia menindak tegas SPPG tersebut menyusul kasus keracunan massal yang dialami siswa sekolah dan para guru beberapa waktu lalu setelah menyantap MBG.
“Sekarang itu ada 106 yang dihentikan operasionalnya, baru 12 yang kami rilis,” ungkap Kepala BGN Dadan Hindayana di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin, 20 Oktober 2025.
Di sisi lain, Dadan menegaskan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI dalam memperbarui data keracunan MBG. Data tersebut, kata Dadan, dapat dipantau langsung melalui laman resmi BGN.





