Pemerintah Lakukan Audit 80 Pondok Pesantren Rawan Ambruk

foto/istimewa

sekilas.co –  Pemerintah melakukan audit terhadap 80 pondok pesantren di seluruh Indonesia yang bangunannya dianggap rawan ambruk. Proses audit ini merupakan langkah tindak lanjut setelah bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, roboh pada akhir September 2025.

Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menyampaikan bahwa proses audit tahap pertama melibatkan 80 pondok pesantren, sebelum nantinya diperluas ke lembaga lain. “Jadi batch pertama 80 ponpes, nanti akan kami tambah secepatnya,” ujar Dody di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta Pusat, Jumat, 17 Oktober 2025.

Baca juga:

Dody menjelaskan bahwa langkah audit ini bertujuan agar insiden di Ponpes Al Khoziny tidak terulang. “Harapan kami, kejadian di Sidoarjo kemarin menjadi yang pertama sekaligus terakhir,” ujarnya.

Audit ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kelayakan fasilitas lembaga pendidikan berbasis keagamaan. Menurut Dody, pelaksanaan audit bertujuan menilai kondisi bangunan pesantren, khususnya yang dianggap berisiko tinggi.

“Dari hasil assessment nanti, akan terlihat mana saja yang berisiko bagi murid saat beraktivitas di sana,” ujar Dody. “Bangunan yang mudah ambruk bisa diketahui melalui audit ini. Jadi kami mulai audit dari yang paling prioritas.”

Ia menambahkan, audit diprioritaskan untuk pesantren dengan jumlah santri lebih dari seribu, gedung berusia lebih dari 10 tahun, serta bangunan bertingkat lebih dari dua lantai.

Kementerian PU mengalokasikan anggaran sebesar Rp 25 miliar untuk mengaudit 80 pondok pesantren ini. Dody menjelaskan, biaya tersebut digunakan untuk meninjau tahap pertama dari keseluruhan pesantren yang akan diaudit. “Kami sampaikan tadi, anggaran untuk review 80 pondok pesantren batch pertama itu sekitar Rp 25 miliar,” ucapnya.

Artikel Terkait